Rabu, 30 Maret 2016

Forum atas nama Bank Indonesia dan Pemerintah



FORUM ATAS NAMA BANK INDONESIA
1.      SEANZA (The South East Asian, New Zealand and Australia Forum of Banking Supervision)
 SEANZA berdiri tahun 1957, dibentuk terutama untuk membantu mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia yang ahli dan berpengalaman, khususnya pada tingkat manajerial menengah ke atas, yang dihadapi bank sentral negara-negara di kawasan Asia Pasifik. SEANZA Forum Pengawas Perbankan (SEANZA Forum) terdiri dari 24 anggota, termasuk 20 bank sentral, dan 4 perbankan lembaga pengawas. Meliputi 20 negara, di Asia dan Australasia, yang meliputi 20 negara - Australia Prudential Peraturan Authority, Reserve Bank of Australia, Bangladesh Bank, China Banking Regulatory Commission,The Bank Rakyat China, Reserve Bank of India, Bank Indonesia, Bank Sentral Republik Islam Iran, Hong Kong Monetary Authority, Badan Jasa Keuangan (Jepang), Bank of Japan, Pengawas Keuangan (Korea), Bank of Korea, Monetary Authority of Macao, Bank Negara Malaysia, Bank of Mongolia, Nepal Rastra Bank, Reserve Bank of New Zealand, State Bank of Pakistan, Bank Papua New Guinea, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, Bank Sentral Sri Lanka, dan Bank Thailand.            
SEANZA juga dibentuk untuk mempromosikan kerjasama antara bank sentral dengan memberikan pelatihan intensif dan sistematis untuk staf bank sentral. kursus pelatihan yang diadakan dua tahun sekali dengan sistem bergilir anggota tuan rumah. SEANZA juga memberikan jalan untuk pertukaran informasi tentang isu-isu dan masalah yang menjadi kepentingan bersama di antara negara anggota. Untuk melakukan hal ini, SEANZA Forum Pengawas Perbankan didirikan pada tahun 1984. peserta Forum telah diperluas melalui bertahun-tahun, dengan perwakilan dari tujuan khusus badan pengawas seperti Dinas Pengawas Korea Keuangan dan Australia Prudential Peraturan Otoritas bergabung pengawas bank sentral. Anggota yang asli bank sentral dari Australia, India , Selandia Baru, Pakistan, dan Sri Lanka. Penambahan yang Bangladesh; Republik Rakyat Cina ; Hong Kong, Cina ; Indonesia ; Iran; Jepang; yang Republik Korea ; Malaysia ; Macao, Cina; Mongolia; Nepal; Papua Nugini, Filipina , Singapura ; dan Thailand.
BI menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga internasional yang diperlukan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia maupun Pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter, maupun perbankan. BI menjalin kerjasama internasional meliputi bidang-bidang :
  1. Intervensi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing
  2. Penyelesaian transaksi lintas negara
  3. Hubungan koresponden
  4. Tukar-menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas selaku bank sentral
  5. Pelatihan/penelitian di bidang moneter dan sistem pembayaran.
Referensi :
FORUM ATAS NAMA PEMERINTAH
2.IDB ( ISLAMIC DEVELOPMENT BANK )
Islamic Development Bank (IDB) adalah lembaga pembiayaan pembangunan internasional yang didirikan sebagai tindak lanjut dari deklarasi y  ang dicetuskan dalam konferensi menteri keuangan negara-negara Islam yang diadakan di Jeddah, Arab Saudi, pada bulan Dzul Qa’da 1393 H (Desember 1973) dan ditandatangani oleh perwakilan dari dua puluh tiga negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Pertemuan pertama Dewan Gubernur Bank berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada bulan Rajab 1395 H (Juli 1975). Bank mulai berfungsi pada tanggal 20 Oktober 1975 (15 Syawal 1395 H).
Pada akhir 1419 H (1999 M) keanggotaan Bank telah meningkat menjadi 53 negara, dibandingkan dengan dua puluh tiga pada saat peresmian tahun 1395 H (1975). Keanggotaan Bank diperkirakan akan meningkat lebih lanjut dalam waktu dekat jika diperlukan. Keanggotaa yang sekarang terdiri dari 56 negara. Kondisi dasar untuk keanggotaan adalah bahwa negara calon anggota harus menjadi anggota OKI, membayar konstribusi ke Ibukota dari Bank dan bersedia menerima syarat-syarat dan kondisi sebagaimana dapat diputuskan oleh Dewan IDB Gubernur.
Bank didirikan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial dari negara-negara anggota dan masyarakat muslim secara individual maupun bersama-sama, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Fungsi IDB adalah memberikan pinjaman untuk proyek-proyek produktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, IDB juga mendirikan dan mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu seperti dana bantuan untuk masyarakat Muslim di negara-negara non-anggota IDB dan berwenang untuk menerima dana dan memobilisasi dana tersebut berdasarkan sumber daya keuangan syariah yang kompatibel.
Hal ini juga dituntut dengan tanggung jawab untuk membantu dalam promosi perdagangan luar negeri terutama dalam barang-barang modal diantara negara anggota yakni  memberikan bantuan teknis kepada negara-negara anggota dan memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang terlibat dalam kegiatan pembangunan di negara-negara Muslim untuk menyesuaikan diri dengan Syariah. Adapun tujuan dari IDB sendiri adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara-negara anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama-sama sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yaitu, Hukum Islam.
Kantor pusatnya terletak di Jeddah, Arab Saudi. Sedangkan untuk kantor regionalnya telah dibuka di Rabat, Maroko (1994), Kuala Lumpur, Malaysia (1994). Almaty, Kazakhstan (1997) dan Dakar, Senegal (2008). IDB juga memiliki perwakilan di 12 negara yaitu Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Guinea Conakry, Indonesia, Iran, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Sudan, Uzbekistan dan Yaman. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Arab, namun bahasa Inggris dan Perancis juga digunakan dalam keseharian kerja. Tahun Hijriah digunakan dalam Financial Year.
Prinsip Pengelolaan
a.              Islamic Development Bank beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
b.             Syariah adalah seperangkat aturan yang berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW, dan pendapat ilmiah (Ijtihad) yang didasarkan pada Al-Qur'an dan Sunnah.
c.              Prinsip-prinsip Syariah yang mengatur perbankan Islam adalah sebagai berikut:
·        pelarangan bunga (riba) dalam seluruh transaksi keuangan, seperti: riba utang, riba dalam penjualan, termasuk forward penawaran mata uang dan bursa berjangka.
·       Partisipasi dalam pembagian untung-rugi (profit and loss sharing), karena bunga tidak dibenarkan dalam transaksi Islam.
d.             IDB tidak meminjam dari pasar dan operasinya ditopang oleh modal pemegang saham, saldo laba dan dana internal melalui operasi perdagangan luar negeri dan pembiayaan proyek. IDB memiliki anggota non-regional. IDB adalah lembaga yang dibentuk oleh umat, untuk umat dan dioperasikan dan dikelola oleh umat. IDB membiayai perdagangan dan pembangunan proyek-proyek baik untuk sektor publik dan swasta, membiayai proyek-proyek berukuran besar dan menengah dan usaha kecil di negara-negara anggota.
e.              Di negara-negara non-anggota, IDB mendukung komunitas Islam dengan memberikan beasiswa dan fasilitas pelatihan. Melalui Islamic Research Training Institute (IRTI), IDB melakukan penelitian pada topic-topik tentang Islam yang memiliki relevansi dengan kekinian. IDB juga memobilisasi kemampuan teknis dalam negara-negara anggota dalam rangka untuk mempromosikan pertukaran keahlian dan pengalaman. Pengembangan sains dan teknologi berada di garis depan agenda strategis IDB yang merupakan bagian integral dari pembiayaan proyek. Selain itu, IDB menyediakan beasiswa prestasi untuk teknologi tinggi bagi para sarjana untuk melanjutkan program doktor dan penelitian pasca-doktoral di pusat-pusat keunggulan di dunia.
f.              Melalui Korporasi Islamic Corporation for the Insurance of Investments and Export Credit (ICIEC), IDB menyediakan, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, kredit ekspor, asuransi untuk membiayai tagihan ekspor non-tunai yang diakibatkan dari resiko-resiko transaksi komersial (perorangan) maupun non-komersial (negara).
g.             IDB memiliki prinsip operasional antara lain :
·                IDB menjadi khalifah (pelopor) pembangunan berdasarkan landasan islam.
·                IDB proaktif.
·                IDB selalu menjaga hubungan dan berusaha meningkatkan kerjasama.
·                IDB menjadikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai target sebelum menyusunnya menjadi program.
·                IDB berkonsultasi dengan intens kepada setiap stakeholders dalam setiap program yang diajukan.
Visi misi
Demi mencapai tujuannya IDB memiliki visi untuk menjadi leader dalam mendorong pembangunan sosial ekonomi di negara-negara anggota dan masyarakat Muslim di negara-negara non-anggota sesuai dengan prinsip syariah. Disamping itu, IDB juga memiliki misi untuk mengurangi kemiskninan, mendukung pembangunan manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi Islam, perbankan dan keuangan dan meningkatkan kerjasama antara negara-negara anggota melalui mitra pembangunan IDB. Didalam misinya IDB memiliki nilai-nilai inti yang disingkat dengan PRIDE, yaitu:
1.             Performance: keunggulan kinerja dalam semua kegiatan yang berhubungan dengan klien dan mitra.
2.             Responsiveness: menanggapi kebutuhan klien dengan fokus dan progresif dengan pendekatan berdasarkan review kinerja, refleksi terhadap kemajuan dan tekad untuk memberikan yang terbaik.
3.             Integrity: menunjukkan tingkat ketulusan, kejujuran dan keadilan yang tinggi.
4.             Dedication: dedikasi dalam melayani klien dengan baik dan tekad yang didukung oleh kreativitas dan inisiatif.
5.             Empowerment: Pemberdayaan staf dan entitas yang bersangkutan dengan tanggung jawab, wewenang dan kerjasama tim.
Peran
Sejak berdiri pada tahun 1975, IDB telah banyak berperan dalam berbagai aspek sebagai lembaga pembiayaan pembangunan yang berdasarkan pada prinsip syariah. Melalui instrumen ini, IDB membiayai berbagai proyek dalam bidang pertanian, industri, agro-industri, dan sektor infrastruktur. Adapun bentuk-bentuk pembiayaan IDB yang terdiri atas:
1)             Pinjaman pembiayaan (Loan financing)
Pinjaman pembiayaan yaitu sebuah bentuk pemberian ijin biasa dan diberikan pada sebagian negara anggota yang agak maju. Pinjaman ini diperluas terutama untuk pemerintah atau lembaga-lembaga publik yang memiliki jaminan pemerintah dan menyediakan pendanaan jangka panjang untuk proyek-proyek dasar pembangunan infrastruktur dan pertanian. Sampai akhir 1419 H telah disalurkan sebanyak 341 proyek pinjaman senilai ID 1485 milyar atau US$ 1895 milyar.
2)             Sewa kontrak (Leasing)
Dengan bentuk ini, IDB pada awalnya  menyewa kepemilikan aset. Setelah pengembalian penuh terjadi, asset dikirimkan pada penyewa. Misalnya mesin dan peralatan yang diperlukan untuk jalur produksi pabrik dalam hal pembiayaan, pembangkit listrik tanaman, atau kapal laut, dan lain-lain. Sampai akhir 1419 H, IDB telah menjalankan 107 operasi dengan nilai ID 1222 milyar atau US$ 1627 milyar.
3)             Penjualan angsuran (Installment Sale)
Bentuk ini hampir mirip dengan leasing namun memberikan transfer tengah dari kepemilikan aset kepada penerima wewenang. Kepemilikan ditransfer  dengan mengirimkan pengembalian secara berangsur. Sampai akhir 1419 H, IDB telah menjalankan 109 operasi senilai ID 952 milyar atau US$ 1263 milyar.
4)             Pengikutsertaan berkeadilan (Equity Participation)
IDB berpartisipasi dalam modal saham produktif  agro-industri dan proyek-proyek industri yang mampu secara ekonomi dan memiliki financially viables.
5)             Bagi hasil (Profit Sharing)
Bagi Hasil adalah suatu bentuk kemitraan yang melibatkan pengumpulan dana antara IDB dan pihak lain untuk pembiayaan proyek, masing-masing mitra memperoleh persentase dari keuntungan bersih yang diperoleh dari usaha, dimana rekanan bisnis (mitra) mengumpulkan sumber daya mereka dalam sebuah usaha bersama (joint venture) dan dari masing-masing rekanan dilakukan pembagian keuntungan secara proporsional sesuai dengan kontribusi masing-masing.
6)             Istisna’a
Istisna’a dalah model baru yang dilakukan pada tahun 1996 (1416 H). Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan perdagangan barang-barang modal diantara negara-negara anggota.  Sampai akhir 1419 H, 4 operasi telah dijalankan dengan nilai ID 38 milyar atau US$ 53 milyar.
7)             Bantuan-bantuan teknis (Technical Assistance)
Bantuan-bantuan teknis diberikan untuk memfasilitasi persiapan proyek dan kapasitas gedung, dan diberikan dalam bentuk pinjaman, bantuan atau kombinasi keduanya.  Sampai akhir 1419 H, IDB telah menjalankan 278 operasi senilai ID 91 milyar atau US$ 114 milyar.  Program Kerjasama Teknis IDB dan Islamic Research Institute (IRTI) juga memberikan  beberapa tipe bantuan teknis lain dalam bentuk seminar, workshops dan pertukaran tenaga ahli.
8)             Pembiayaan pembangunan sumber daya manusia  (HRD and Project Finance)
Berdasarkan pasal-pasal organisasi, IDB berkomitmen untuk mendukung komunitas muslim pada negara-negara bukan anggota, dimana mereka hidup sebagai kaum minoritas yang membutuhkan bantuan dari saudara-saudara sesama muslim. Sejumlah besar dana telah dikirimkan oleh IDB untuk membantu komunitas ini dalam bentuk pembangunan sumber daya manusia (HRD) melalui pemberian beasiswa yang diurus oleh Scholarship Office, dan juga berhubungan dengan keadaan darurat, infrastruktur dan keringanan melalui Special Assistance Office. Sampai tahun 1999, IDB telah memberikan kurang lebih US$ 200 milyar pada yang membutuhkan  yang tersebar pada 63 negara melalui 482 proyek dan 5000 beasiswa.
9)             Penelitian dan pelatihan (Research and Training)
Dengan cara yang sama, IDB mendirikan sebuah lembaga penelitian dan pelatihan Islam (Islamic Research and Training Institute/IRTI) untuk mengelola penelitian pada bidang ekonomi dan perbankan Islam, sekaligus mengadakan program pelatihan pada negara-negara anggota yang membutuhkan. Lebih dari 100 judul buku telah diterbitkan oleh IRTI dalam berbagai macam bahasa, Inggris, Arab dan Perancis, yang didistribusikan secara gratis bagi yang membutuhkan untuk penelitian dan pelatihan.
Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Islamic Development Bank (IDB)
Negara Indonesia merupakan salah satu negara pendiri Islamic Development Bank. Kerjasama yang dilakukan antara pemerintah Indonesia dengan IDB telah dilakukan sejak tahun 1978/1398 H. Sharing Indonesia terhadap total modal IDB sebesar 2,32 %. Porsi ini menempatkan Indonesia dalam 10 besar negara penyetor modal IDB. Saat ini Indonesia menjadi salah satu anggota Board Executive Director (BED) di IDB.
Indonesia selalu ikut aktif berperan dalam aktivitas IDB, baik dalam hal memberikan dukungan moral, financial, maupun yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia. Dukungan moral, antara lain terhadap masuknya beberapa negara menjadi anggota baru IDB, bantuan pendanaan pada negara Palestina, dan negara anggota lain khususnya di kawasan Afrika yang mengalami bencana alam, serta bantuan pembangunan daerah Mindanau, Philippina Selatan. Dukungan financial, antara lain kontribusi Indonesia ke dalam modal IDB (ordinary capital resources), kontribusi Indonesia ke dalam modal Export Financing Scheme (EFS)-IDB, dan penyertaan Indonesia ke dalam modal The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIIEC).
Dukungan yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari adanya dukungan terhadap penempatan national agency di Indonesia yang dibutuhkan oleh IDB sebagai channeling, line atau executing agent IDB di Indonesia. Tujuan penempatan national agency tersebut adalah untuk memperlancar operasional IDB dalam hubungan bilateral, korespondensi, komunikasi, pertukaran data dan informasi, pencairan dana dan pembayaran kembali.
National agency yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku Gubernur IDB untuk Indonesia meliputi:
·         Bidang IDB Scholarship Program dan Merit Scholarship Programme, dilakukan oleh Biro Perencanaan & Hubungan Kerjasama Luar Negeri, Departemen Keuangan.
·         Bidang penanganan bantuan proyek-proyek, dilakukan oleh Bappenas, Departemen Keuangan (Direktorat Dana Luar Negeri, dan Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman), dan Bank Indonesia.
·         Bidang pemasaran perdagang-an, dilakukan oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasio-nal, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
·         Bidang kerja sama perdagang-an, Commitee for Commercial and Economic Corporation (COMCEC), dilakukan oleh Departemen Luar Negeri.
·         Bidang kerja sama ilmu dan teknologi, Committee for Science and Technology (COMSTECH) dan International Islamic Forum for Science Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR), dilakukan oleh Kantor Menristek/BPP Teknologi.
·         Bidang pertukaran informasi melalui OICIS-NET-SITA (Organization of Islamic Conference Information Systems Network-Societe Internationale de Telecommunications Aeronutiques), dilakukan oleh Biro Perencanaan & HKLN dengan code JKTIBCR.
·         Bidang asuransi (ICIIEC), dilakukan oleh PT Asuransi Jasa Indonesia (PT Jasindo).
·         Bidang penyaluran dana dari IDB, dilakukan oleh Bank Mandiri meliputi Line of Instalment Sale, Equity, Islamic Trade Financing Orgnization (ITFO), EFS serta trade financing.
·         Bidang kerja sama antar pengusaha OKI (Organisasi Konperensi Islam), dilakukan oleh KADIN Komisi Timur Tengah dan OKI.
·         Bidang kerja sama teknik, dilakukan oleh Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Sekretariat Kabinet.
Sebagaimana ditetapkan dalam The Articles of Agreement of Islamic Development Bank dalam Chapter II Article 5 bahwa setiap negara anggota diwajibkan menempatkan dananya sebagai penyertaan modal. Untuk itu, kewajiban Indonesia adalah sebesar ID124.260.000,00 dengan perincian, sudah dibayar sebesar ID63.100.000,00; 30 % dari sisanya sebesar ID18.342.000,00 diangsur 10 x pembayaran per tahun, sedangkan 70 % dari sisanya, yaitu sebesar ID42.812.000,00 bersifat callable, yaitu dapat ditarik sewaktu-waktu. 
Referensi :











Rabu, 23 Maret 2016

nama_nama bank dan profilnya



TUGAS HUKUM PERBANKAN INDONESIA

·         BANK MILIK PEMERINTAH
BANK BNI
Menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau biasa dikenal dengan BNI merupakan salah satu penyedia jasa perbankan terkemuka di Indonesia. BNI pertama kali didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 sebagai bank pertama yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia secara resmi. Debut pertama BNI sejak awal berdirinya dengan mengedarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) yang merupakan alat pembayaran pertama yang resmi sejak tanggal 30 Oktober 1946. Hari tersebut sekarang diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sedangkan hari berdirinya BNI tanggal 5 Juli diperingati sebagai Hari Bank Nasional. Peran BNI sebagai bank sirkulasi atau bank sentral mulai dibatasi oleh Pemerintah seiring dengan penunjukan bank warisan Belanda De Javsche Bank sebagai Bank Sentral sejak tahun 1949. Selanjutnya BNI diberikan hak sebagai bank devisa selain berperan sebagai bank pembangunan dengan memiliki akses transaksi langsung ke luar negeri. Status BNI kemudian berubah menjadi bank komersial milik pemerintah dengan penambahan modal yang dilakukan pada tahun 1955. Hal ini menjadikan pelayanan BNI berjalan semakin baik seiring dengan hadir-nya dukungan bagi sektor usaha nasional.
Nama BNI atau Bank Negara Indonesia 1946 yang dipakai sebagai identitas bank secara resmi digunakan sejak akhir tahun 1968. Namun dalam perkembangannya bank ini lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Pada tahun 1988 perusahaan memutuskan untuk merubah nama panggilan menjadi 'Bank BNI' dengan alasan mudah diingat oleh nasabah. Sejak tahun 1992 status hukum Bank BNI berubah menjadi perusahaan terbuka. Hal ini sejalan dengan penggantian nama menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero). Perusahaan tak hanya berhenti sampai di sana saja, rencana untuk "go public" kemudian dapat terealisasikan dengan melakukan penawaran umum perdana di pasar modal pada tahun 1996. Perusahaan terus menjaga komitmen dalam perbaikan kualitas kinerja di tengah perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi. Identitas baru perusahaan terus diperbaharui dengan menggunakan nama "BNI" dan mencantumkan tahun berdiri "46" dalam logo perusahaan sejak tahun 2004.
Pada tahun 2012, Pemerintah Indonesia telah memegang saham BNI sebesar 60% dan sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik yang datang dari individu, instansi, domestik maupun asing. Dengan visi "Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja", BNI telah berhasil menjadi bank terbesar ke-4 di Indonesia bila dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Hingga akhir tahun 2012 saja, BNI telah memiliki total aset sebesar Rp333,3 triliun. Hal ini merupakan hasil kerja keras dari semua komponen BNI, terutama 24.861 karyawan yang telah berdedikasi tinggi terhadap perusahaan. Selain itu, jaringan layanan BNI berada di 1.585 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia dan telah berhasil merambah hingga Hong Kong, London, New York dan Singapura. BNI juga memiliki 8.227 unit ATM, 42.000 EDC serta fasilitas internet dan SMS banking yang dapat memanjakan nasabah. Perkembangan BNI juga dibantu melalui beberapa anak perusahaannya seperti Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan BNI Life Insurance. Dengan tekad dan semangat yang tinggi ke depan-nya BNI akan selalu berupaya untuk memberikan layanan terbaik dan selalu mkebanggaan negara.
BANK BRI
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
BANK MANDIRI
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. BMRI adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta, dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam Bank Mandiri.
Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor-Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Pasca penggabungan
Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999.
Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi.
Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat “legacy banks”. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, di mana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen “retail banking”.
Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan “e-channel” & produk retail dengan “Time to Market” yang lebih baik.
Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utama Bank Mandiri yang pertama adalah Muljohardjoko (Dirut Taspen sejak Februari 1996). Alumnus Fakultas Ekonomi UI ini pernah juga berdinas di PT Telkom, terakhir ia menjabat sebagai direktur keuangan). Muljohardjoko menjadi Dirut Bank Mandiri selama 35 hari ketika awal-awal menjadi Dirut Taspen. Kepemimpinan Muljohardjoko di Taspen sendiri berjalan sejak Februari 1996 sampai tahun 1999. Direktur Utama Bank Mandiri yang kedua adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut. Agus kemudian digantikan oleh Zulkifli Zaini dan saat ini (2015) Budi Gunadi Sadikin (BGS) tengah menjadi Dirut Bank Mandiri.
Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.
Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan “prudential banking” & “best-practices risk management”, Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan “four-eye principle”, di mana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah “corporate” masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah “corporate”  mencakup 43,86% dari total kredit.
Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Pada Juni 2013, Bank Mandiri sudah mempunyai 1.811 cabang dan sekitar 11.812 ATM yang tersebar merata di 34 provinsi di Indonesia tanpa terkecuali, semakin menegaskan Bank Mandiri sebagai salah satu dari jajaran bank terbesar di Indonesia.
BANK BTN
Latar Belakang
BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta. Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004.
 Tujuan Pendirian
 
·         Untuk memenuhi kebutuhan Bank dalam memberikan pelayanan jasa keuangan syariah.
·         Mendukung pencapaian sasaran laba usaha Bank.
·         Meningkatkan ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha.
·         Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap nasabah dan pegawai.

Perkembangan Jaringan
Jaringan UUS Bank BTN telah memiliki jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rincian sebagai berikut :
  • Kantor Cabang Syariah 22 unit
  • Kantor Cabang Pembantu Syariah 21 unit
  • Kantor Kas Syariah 7 unit
  • Kantor Layanan Syariah 240 unit

·         BANK MILIK SWASTA NASIONAL
BANK BCA
Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini (masa jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan Emir Setijoso.

 

Sejarah

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997. Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

Kegiatan Usaha Perusahaan Bank BCA

Dalam kegiatannya sehari-hari BCA lebih mengutamakan kepentingan dan kenyamanan nasabah. Hal ini dilakukan BCA untuk mempertahankan nasabahnya maupun untuk menarik nasabah yang lain. BCA adalah bank swasta terbesar di Indonesia dimana dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, BCA tidak hanya menghimpun dana dari masyarakat tetapi juga menyalurkan dana kembali dalam bentuk kredit, selain itu BCA juga memberikan fasilitas kemudahan pada nasabah. Adapun fasilitas yang diberikan BCA diluar simpanan masyarakat adalah kemudahan dalam pembayaran rekening listrik, telepon, fax, telex. Dengan adanya fasilitas tersebut, nasabah tidak perlu datang ke kantor yang bersangkutan tetapi cukup datang ke BCA untuk membayar kewajiban-kewajiban tersebut sehingga nasabah dapat menghemat waktu.
Untuk memperluas jangkauannya, BCA juga bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Muhammadiyah dan Universitas Islam Malang dalam pembayaran setoran uang kuliah. Selain itu, Taman wisata Sengkaling dan SPBU wilayah Landungsari juga masuk jangkauan BCA Cabang Pembantu Dinoyo. Disamping bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Taman Wisata, BCA Cabang Pembantu Dinoyo juga telah masuk kelingkungan TNI di wilayah Karangploso. Hal ini dilakukan guna menambah jumlah rekening BCA, sehingga dana yang ada juga bertambah.
BCA menerapkan program agar tampil lebih profesional daripada bank-bank yang lain sebagai bank pesaing BCA. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan nasabah merupakan komitmen utama BCA untuk meningkatkan kepuasan nasabah dalam upaya menarik nasabah baru. Dimana strategi yang dilakukan BCA guna mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan tersebut melalui pengaktifan program front liner (CS dan Teller).pada dasarnya segala upaya yang dilakukan guna meningkatkan kualitas keamanan pelayanan yang telah dilaksanakan dan dikembangkan bertitik tolak dari keyakinan teguh bahwa bisnis perbankan tidak mungkin berjalan tanpa dukungan nasabah.
Seiring dengan komitmen tersebut BCA telah bertekad menjadi bank dengan layanan terbaik, untuk mencapai komitmen tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai upaya peningkatan kemampuan layanan pada front office yang salah satunya adalah Customer Service. Pengetahuan dan ketrampilan dasar yang perlu dimiliki oleh front office adalah telah dirumuskan secara singkat, padat dan lengkap dalam istilah “SMART” yang menjadi cermin identitas para front liner BCA. Sikap dalam bertugas di bidang lain agar siklus layanan baik internal maupun eksternal dapat berjalan dengan baik, terpadu, dan berkesinambungan. Disamping SDM yang dimiliki, sarana/fasilitas khususnya gedung juga ditata dengan rapi dan bersih serta dilengkapi dengan sarana informasi yang menarik dalam menunjang terwujudnya sikap “SMART”.
BANK MEGA
Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama)sebuah holding company milik pengusaha nasional - Chairul Tanjung. Selanjutnya PARA GROUP berubah nama menjadi CT Corpora.
Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo Bank Mega berupa tulisan huruf M warna biru kuning dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega.
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk. Pada saat krisis ekonomi, Bank Mega mencuat sebagai salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus tanpa bantuan pemerintah bersama-sama dengan Citibank, Deutche Bank dan HSBC.
PT. Bank Mega Tbk. dengan semboyan "Mega Tujuan Anda" tumbuh dengan pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan ternama yang mampu disejajarkan dengan bank-bank terkemuka di Asia Pasifik dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank Mega Tbk. berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta produk dan fasilitas perbankan terkini.
Setiap tahapan bisnis yang dilalui Bank Mega terkadang mendapat tantangan. Namun dengan berbekal keyakinan dan semangat untuk terus menjadi yang terbaik, sehingga mampu memberikan yang terbaik pula bagi bangsa, seluruh elemen Bank sepakat untuk lebih mempertegas cita-cita tersebut. Transformasi logo baru Bank Mega dalam wujud yang baru menjadi cerminan semangat seluruh elemen Bank Mega dalam mewujudkan cita-cita Indonesia.
Transformasi logo baru Bank Mega dilakukan tahun 2013, merupakan refleksi yang mendalam atas harapan Bank Mega untuk berkiprah membangun Indonesia menjadi bangsa yang memiliki keunggulan dan pantang menyerah sehingga selalu mampu mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan yang terus lebih baik. Penegasan simbol "M" yang selama ini sudah banyak dikenal, menjadi representasi dari aspirasi, optimisme, peluang dan cita-cita masyarakat Indonesia serta keinginan untuk membangun masa depan keluarga dan bangsa yang lebih baik dan lebih sejahtera.
Rangkaian warna-warna hangat melambangkan energi dan semangat Bank Mega, pemikiran yang baru dan solusi finansial menyeluruh bagi nasabah serta insan Bank Mega. Guna lebih mempertegas kami menyematkan warna kuning yang menggambarkan kecerdasan dan harapan, dipadu dengan warna abu-abu yang menyimbolkan proses dan sistem yang canggih. Warna oranye menggambarkan optimisme dan energisitas yang menunjukkan bahwa Bank Mega selalu melihat dan melakukan sesuatu secara positif dan dengan demikian selalu berjuang mendapatkan hasil yang positif pula.
BANK DANAMON
Bank Danamon didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia.  Pada tahun 1976 nama bank ini berubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Bank ini menjadi bank pertama yang memelopori pertukaran mata uang asing pada tahun 1976  dan tercatat sahamnya di bursa sejak tahun 1989. Pada tahun 1997, sebagai akibat dari krisis finansial di Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan akhirnya oleh pemerintah ditaruh di bawah pengawasan BPPN atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan nama IBRA) sebagai Bank yang diambil alih Pemerintah (BTO - Bank Take Over).
Pada tahun 1999, pemerintah melalui BPPN melakukan rekapitalisasi Bank Danamon sebesar Rp 32 miliar dalam bentuk Surat Hutang Pemerintah (Government Bonds). Pada tahun yang sama, beberapa bank BTO akhirnya digabung menjadi satu dengan Bank Danamon sebagai salah satu bagian dari rencana restrukturisasi BPPN. Pada tahun 2000, Bank Danamon kembali melebarkan sayapnya dengan menjadi bank utama dalam penggabungan 8 Bank BTO lainnya. Pada saat inilah Bank Danamon mulai muncul sebagai salah satu pilar ekonomi di Indonesia.
Pada 3 tahun berikutnya, Bank Danamon mengalami restrukturisasi besar-besaran mulai dari bidang manajemen, sumber daya manusia, organisasi, sistem informasi, anggaran dasar dan logo perusahaan. Usaha keras yang dilakukan ini akhirnya berbuah hasil dalam membentuk pondasi dan infrastruktur bagi Bank Danamon dalam tujuannya untuk meraih pertumbuhan yang maksimal berdasarkan transparansi kerja, tanggung jawab kepada masyarakat, integritas sebagai salah satu pilar ekonomi di Indonesia dan sikap profesional dalam menjalankan tugasnya sebaga salah satu bank terbesar di Indonesia (atau lebih dikenal dengan istilah TRIP).
Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih mayoritas kepemilikan sahamnya oleh konsorsium Asia Finance Indonesia di bawah kendali Temasek Holdings. Dengan hadirnya manajemen baru, maka dicanangkanlah penata ulangan model bisnis dan strategi usaha Bank Danamon dalam usahanya untuk terus melakukan perubahan total dalam disain yang sudah dirancang untuk menjadikan Bank Danamon sebagai salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia dan bank pemain utama di kawasan Asia. Sejak tahun 2008, Bank Danamon yang kemudian dikenal dengan nama Danamon mulai menggerakan masyarakat Indonesia lewat kampanye "Untuk Anda, Bisa". Bahkan sejak 2010, Danamon meluncurkan program Semangat Bisa.
BANK MUAMALAT
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
 
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
 
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).
·         BANK MILIK SWASTA ASING
BANK HSBC
HSBC Holdings PLC  adalah salah satu grup perbankan terbesar di dunia. HSBC bermarkas di London, dengan kantor pusat di Menara HSBC, London, sebuah bagian dari pengembangan Canary Wharf di London Docklands. Anggota pendirinya adalah The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, sebuah bank yang dibentuk oleh orang Skotlandia - Thomas Sutherland - untuk membiayai perdagangan di Timur Jauh di 1865.
Pada 2005, bank ini merupakan perusahaan terbesar keempat dalam segi aset. Ia melaporkan jumlah pemasukan dalam dolar AS sekitar 70% berasal dari luar Britania. Nyaris 40% berasal dari operasinya di Hong Kong. Sebelum pindah markasnya ke London pada awal 1990-an, ia bermarkas di Hong Kong. HSBC merupakan bank terbesar di Hong Kong, dan kedua terbesar di dunia setelah Citigroup.
Di Indonesia, HSBC mulai hadir di Jakarta pada tahun 1884, sehingga merupakan salah satu bank tertua di Indonesia

·         HSBC Advance

HSBC Advance adalah produk kelompok ditujukan untuk pekerja profesional. Manfaat yang tepat dan kualifikasi bervariasi tergantung pada negara, tetapi biasanya memerlukan transfer Gaji US$ 1.500 atau lebih setiap bulan atau Menjaga US$ 25.000 dari deposito dalam Tabungan / Rekening Koran atau investasi. Keuntungan dapat bervariasi, tergantung pada negara, seperti hari-hari layanan perbankan termasuk namun tidak terbatas pada Kartu Kredit Platinum, Advance Kartu ATM, Giro dan Rekening Tabungan. Perlindungan rencana dan Jasa Perencanaan Keuangan. Seorang pelanggan HSBC Advance memungkinkan pelanggan untuk membuka rekening di negara lain dan mentransfer sejarah kredit mereka.

·         HSBC Direct

HSBC Direct adalah telepon / online banking operasi langsung yang menarik pelanggan melalui hipotek, rekening dan tabungan. Ini pertama kali diluncurkan di Amerika Serikat pada bulan November 2005 dan didasarkan pada anak 'Pertama Langsung' HSBC di Inggris yang diluncurkan pada tahun 1980. Layanan ini sekarang juga tersedia di Kanada, Taiwan, Korea Selatan, Prancis, dan India. Polandia meluncurkan bisnis langsung pada bulan September 2009. Di Amerika Serikat, HSBC langsung sekarang merupakan bagian dari HSBC Advance.

·         HSBCnet

HSBCnet adalah layanan global yang melayani kebutuhan bisnis lokal dengan menawarkan fungsi khusus untuk daerah yang berbeda di seluruh dunia. Sistem ini menyediakan akses ke fungsi transaksi perbankan - mulai dari pembayaran dan pengelolaan kas untuk perdagangan fitur layanan - serta penelitian dan konten analitis dari HSBC. Ini juga termasuk devisa dan uang fungsi pasar perdagangan. Sistem ini digunakan secara luas oleh high-end HSBC nasabah korporasi dan institusi dilayani oleh perbankan global berbagai bank dan pasar, perbankan komersial dan divisi transaksi global perbankan. HSBCnet juga merupakan merek dimana HSBC memasarkan global e-commerce proposisi untuk klien korporasi dan institusional.

·         HSBC Premier

HSBC Premier adalah salah satu produk HSBC premium keuangan kelompok, sebanding dengan layanan Centurion dari American Express. Manfaat yang tepat dan kriteria kualifikasi bervariasi tergantung pada negara. Pelanggan memiliki Relationship Manager Premier, global jam akses 24 untuk call center, layanan perbankan gratis dan tarif istimewa. Seorang pelanggan HSBC Premier menerima layanan HSBC Premier di semua negara yang menawarkan HSBC Premier, tanpa harus memenuhi kriteria negara itu kualifikasi.
BANK NISP
Bank OCBC NISP Tbk (dahulu Bank NISP Tbk) (NISP) didirikan tanggal 04 April 1941 dengan nama NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1941. Kantor pusat NISP terletak di OCBC NISP Tower, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 (Casablanca), Jakarta 12940-Indonesia. Saat ini, Bank OCBC NISP memiliki 45 kantor cabang, 249 kantor cabang pembantu, 22 kantor kas, 10 kantor cabang syariah dan 12 payment point.
Pada awal pendiriannya, NISP beroperasi sebagai bank tabungan kemudian tanggal 20 Juli 1967 NISP memperoleh izin untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia. Lalu tanggal 08 September 2009 NISP memperoleh ijin unit usaha syariah Berdasarkan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia, NISP mulai melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 12 Oktober 2009.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank OCBC NISP Tbk adalah OCBC Overseas Investments Pte. Ltd., dengan persentase kepemilikan sebesar 85,08%. OCBC Overseas Investments Pte. Ltd. merupakan anak perusahaan dari Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC Bank), yang berkedudukan di singapura.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan NISP adalah melakukan kegiatan usaha di bidang bank umum termasuk kegiatan perbankan yang melaksanakan usaha syariah.Pada tanggal 16 September 1994, NISP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham NISP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 12.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Oktober 1994.
Catatan: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum Pasal 4 Ayat 2 dan 3, yang antara lain menetapkan bahwa saham bank hanya boleh tercatat di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99%.
BANK MY BANK
Pada 2008 BII diakuisisi oleh Maybank melalui anak perusahan yang dimiliki sepenuhnya yaitu Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS) dan Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. (Sorak). Melalui persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 September 2015, BII berubah nama menjadi Bank Maybank Indonesia, mengukuhkan identitasnya sebagai entitas utuh yang tidak terpisahkan dari Grup Maybank serta senantiasa berusaha untuk menghadirkan Humanising Financial Services kepada semua pemangku kepentingan.
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang terkoneksi dengan jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Per 31 Desember 2014 Maybank Indonesia memiliki 455 cabang termasuk cabang syariah dan kantor fungsional mikro yang tersebar di Indonesia serta dua cabang luar negeri (Mauritius dan Mumbai, India), 13 mobil kas keliling dan 1.530 ATM termasuk CDM (Cash Deposit Machine) yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM Prima, ATM Bersama, ALTO, Cirrus dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura dan Malaysia melalui jaringan MEPS.
Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan Perbankan Ritel, Perbankan Bisnis, dan Perbankan Global, serta pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan BII Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan kapasitas e-banking melalui Mobile BankingInternet Banking dan berbagai saluran lainnya.
Per 31 Desember 2014, Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp 101,9 triliun dan memiliki aset senilai Rp 143,3 triliun.
·         BANK CAMPURAN
BANK CIMB NIAGA
CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online.
Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok negeri. Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham mayoritas CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.
Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama. Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan CIMB Niaga dan LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008. LippoBank secara resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas.
Bergabungnya LippoBank ke dalam CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan.
BANK AGRIS
PT Bank Agris Tbk berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tahun 1973, pada awalnya bernama PT. Finconesia yang merupakan Lembaga Keuangan. Pada saat itu para pemegang sahamnya adalah : (i). Bank Negara Indonesia 1946; (ii). The Nomura Securities Co Ltd (iii). Barclays Bank International Limited; (iv). Manufacturers Hanover International Finance Corporation (v). The Mitsui Bank Ltd; (vi) Banque Francaise Du Commerce Exterieur dan (vii). Commerzbank Aktiengesellschaft.
Pada tahun 1993, PT. Finconesia yang semula ijin usahanya merupakan lembaga keuangan, disetujui dan berubah menjadi Bank Umum dengan nama PT. Bank Finconesia berdasarkan Surat Keputusan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Nomor 442/KMK.017/1993 tertanggal 9 Maret 1993. Pada tahun 2007, PT Dian Intan Perkasa membeli saham PT Bank Finconesia dari kepemilikan Commerzbank Aktiengesellschaft sebesar 51% dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 48,51%, sehingga kepemilikan total PT. Dian Intan Perkasa menjadi sebesar 99.51% Saham.
PT. Bank Finconesia merubah nama menjadi PT Bank Agris berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/61/KEP.GBI/2008 tanggal 5 September 2008. Sedangkan kepemilikan PT. Pertiwi Indonesia sebesar 0,49% di PT. Bank Agris dimulai pada tanggal bulan Februari tahun 2011. Kepemilikan tersebut berasal dari pembelian atas seluruh saham yang dimiliki oleh JP Morgan International Inc pada PT. Bank Agris. Selanjutnya kepemilikan ini dialihkan kepada Bapak Benjamin Jiaravanon pada tahun 2012.

             Pada tahun 2013, PT Dian Intan Perkasa melakukan penambahan modal sehingga komposisi kepemilikan saham menjadi : (i) PT Dian Intan Perkasa sebesar 99.66%. (ii) Bapak Benjamin Jiaravanon sebesar 0.34%. Pada bulan Desember 2014, PT Bank Agris telah melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering / IPO) dan telah dilakukan pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian PT Bank Agris telah menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT Bank Agris Tbk. Pada bulan Desember tahun 2015, PT Bank Agris Tbk telah melakukan penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue) dan telah dilakukan pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia.
BANK SAKURA SWADARMA
Bank ini adalah hasil merger dari 2 bank yang telah berdiri sebelumnya,yaitu Bank Sumitomo Niaga, yang dimiliki oleh The Sumitomo Bank Ltd dan Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga), kemudian berubah menjadi Bank Sumitomo Indonesia pada 2001 serta Bank Mitsui Swadharma, yang dimiliki oleh The Mitsui Bank Ltd dan Bank Central Dagang (dilikuidasi), kemudian berubah menjadi Bank Sakura Swadharma pada 1992.
Pada 2001,kedua perusahaan itu (Bank Sumitomo Indonesia dan Bank Sakura Swadharma) bergabung dan membentuk perusahaan baru bernama Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Pemegang saham perusahaan saat ini adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Bank Central Asia dan Bank Negara Indonesia.
Simpanan
  • Deposito Berjangka
  • Giro Rupiah
  • Giro Valas
Pinjaman
  • Kredit Modal Kerja
  • Kredit Investasi
Pembiayaan
  • Post Import Loan (Trust Receipt Loan)
  • Export Bills Negotiation/Discounting
Layanan
  • Bank Garansi
  • Penerbitan L/C Impor atau Domestik berikut perubahannya
  • Penerusan L/C Ekspor atau Domestik berikut perubahannya
  • Transfer L/C Ekspor
  • Documentary Collection
  • Clean Collection (Cheque Collection)
  • Sistem Kliring Nasional
  • Real Time Gross Settlement
  • SWIFT
  • Penerimaan Uang Masuk dalam Valuta Asing
  • Pembayaran Pajak Impor dan Non-Impor
  • Cash Management
  • Foreign Exchange (FX)
  • Derivatif
  • Referensi Bank
  • SMBC Traveler Cheque
  • Unit Pengaduan Nasabah
·                  BANK MILIK KOPERASI
BANK BUKOPIN
Bank Bukopin didirikan pada tanggal 1 Juli 1970, sebelumnya dikenal sebagai Bank Umum Koperasi Indonesia. Pada 1989, perusahaan berganti nama menjadi Bank Bukopin. Selanjutnya, pada 1993 status perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas. Bank Bukopin menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.
Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel.
Berkantor pusat di Gedung Bank Bukopin, Jl MT Haryono Kav 50-51 Jakarta Selatan, operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 425 outlet yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time online. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.
Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan.